Puskesmas Bayat Buka Suara soal Anggota Paskibra di Klaten Meninggal

Puskesmas Bayat Buka Suara soal Anggota Paskibra di Klaten Meninggal

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Kamis, 10 Agu 2023 15:30 WIB
Warga Bayat Klaten mendatangi Puskesmas.
Warga Bayat Klaten mendatangi Puskesmas. Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng.
Klaten -

Anggota pasukan pengibar bendera (Paskibra) berinisial TA (16) siswa SMK warga Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, meninggal dunia setelah latihan. Pihak Puskesmas Bayat menyatakan pasien TA memang dibawa ke Puskesmas. Tapi saat di puskesmas kondisinya sudah meninggal.

"Kasus kemarin, tidak ada lima menit datang itu sudah ditangani anak-anak, sudah dipasang (alat) dan sudah positif (meninggal). Riwayatnya dari rumah sudah biru, sudah berbusa. Biasanya itu jantung, tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut," kata kepala Puskesmas Bayat, dr Wahyu Ciptadi kepada wartawan, Kamis (10/8/2023).

Meninggalnya TA direspons warga dengan beramai-ramai mendatangi Puskesmas. Warga dari perwakilan beberapa desa itu mempertanyakan kinerja Puskesmas Bayat yang dinilai lambat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyu mengatakan pihaknya sudah meminta maaf dan berterima kasih kepada warga yang datang untuk memberikan masukan.

"Sebagai bahan koreksi nanti karena kami memang kekurangan driver. Driver memang sakit opname, tapi ini nanti kita sudah tindaklanjuti kok," jelas Wahyu.

ADVERTISEMENT

Dijelaskan Wahyu, meskipun sopir ambulans di Puskesmas Bayat hanya satu tetapi tenaga lain ada yang kadang menjadi driver. Hanya saja saat kejadian pasien TA datang, staf tersebut sedang opname.

"Kita punya perawat sebenarnya juga kita fungsikan driver, ndilalah kemarin opname. Perawat yang jaga kemarin ndilalah juga tidak ada yang bisa nyetir," lanjut Wahyu.

Di Puskesmas Bayat, sebut Wahyu, ada tiga mobil ambulans. Satu untuk mobil jenazah, satu untuk puskesmas keliling, dan satu untuk ambulans rujukan.

"Kalau mobil cukup, cuma driver yang belum. Tidak (dokter tidak 24 jam), biasanya kami call jika ada yang mendesak," imbuh Wahyu.

Diberitakan sebelumnya, warga perwakilan beberapa desa sekitar pukul 08.00 WIB berkumpul di tugu antara Desa Nengahan dan Bogem. Setelah berkumpul, belasan warga dengan mobil dan sepeda motor menuju puskesmas.

"Kita banyak sekali menerima keluhan dari masyarakat Bayat, Puskesmas Bayat itu sering nggampangke (meremehkan). Ketika kita kirim pasien sering tidak ada dokter, ketika ada pasien perlu dirujuk bilang tidak ada sopir," kata Ripto, warga Desa Paseban saat audiensi, Kamis (10/8)pagi.

Sekitar 10 perwakilan warga diterima kepala Puskesmas dokter Wahyu Ciptadi, Camat Bayat, Joko Purwanto, Kapolsek AKP Diyatno dan Muspika.




(apl/dil)


Hide Ads